Pembangunan nasional pada hakekatnya
adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang
strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah dengan
pendidikan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang
berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki
jasmani dan rokhani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Program UKS dilaksanakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan,
termasuk madrasah. Madrasah sudah mempunyai prinsip bahwa kebersihan itu adalah
bagian dari iman, jadi kalau ada madrasah kurang bersih maka kita patut
bertanya imannya itu seperti apa? Komunitas madrasah pada umumnya melek norma
agama yang salah satunya adalah menekankan pentingnya gaya hidup sehat, bersih,
indah dan teratur. Oleh karena itu madrasah perlu menemukan model pembentukan
lingkungan sehat, yang didukung dengan pengetahuan teknis, dan akses informasi
tentang kesehatan yang memadai.
Agar UKS benar-benar dapat menjadi media
yang berperan besar dalam memantau pertumbuhan anak sekolah sebagaimana yang
diharapkan para pengagasnya, maka guru dan petugas UKS dituntut memiliki
keterampilan dalam mengukur dan menimbang tinggi dan berat badan anak.
Terbinanya sinergi yang harmonis antara
keterampilan yang dimiliki guru dan petugas UKS dan berjalannya fungsi TRIAS
UKS dengan baik diharapkan deteksi dini penyakit pada anak-anak usia wajib
sekolah dapat dilakukan di UKS. Melalui kegiatan Growth Monitoring and
Promotion (GMP) dan pencegahan growth faltering (gagal tumbuh) yang dapat
dilakukan di UKS dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS),
maka masalah gizi dan kesehatan dasar setiap anak didik dapat diatasi.
A. Masalah GMP dan Growth Faltering
anak Didik
Masalah gizi
kurang pada anak usia sekolah akan berkelanjutan pada masa remaja, khususnya
anak perempuan yang tumbuh menjadi remaja putri karena mengalami menstruasi
setiap bulannya sehingga berisiko anemia gizi besi. Hal ini kalau berlangsung sampai
usia subur, maka akan melahirkan anak dengan risiko BBLR, disertai dengan
masalah anemia dan gizi mikro lainnya, seperti kurang yodium, selenium,
kalsium, dan seng. Untuk itu kegiatan UKS yang semula hanya sebagai tempat
pertolongan pertama pada kecelakaan di sekolah, perlu diberdayakan agar mampu
berfungsi sebagai pemantau pertumbuhan (Growth Monitoring and Promotion=GMP)
anak usia sekolah (ADB,2011). Sesuai dengan perkembangan program pendidikan
dasar dan kemampuan tiap sekolah, maka perlu dilakukan upaya pendayagunaan UKS
untuk mencegah terjadinya gagal tumbuh (growth faltering) pada anak didik.
B. Pendayagunaan KMS-AS melalui UKS
Untuk menjawab
pertanyaan umum tentang berapa persen anak sekolah yang ikut berpartisipatif aktif
di UKS dan memiliki KMS-AS serta melakukan pemantauan pertumbuhan diperlukan
data dan pembahasan yang cukup rumit. Oleh karena itu cara efektif untuk
pendayagunaan KMS-AS di UKS guna melakukan growth monitoring and promotion
(GMP) serta untuk mencegah terjadinya growth faltering adalah dengan
mengabaikan aspek wewenang kegiatan pendayagunaan tersebut. Hal ini untuk
mempermudah pihak sekolah dalam meningkatkan pendayagunaan KMS-AS di UKS guna
mencapai tujuan :
a. Menurunkan
angka absensi siswa
b. Meningkatkan
prestasi belajar dan prestasi olahraga anak usia sekolah, sehingga angka
kejadian drop out anak sekolah menurun
c. Tumbuhnya
pengertian di kalangan anak usia sekolah tentang pentingnya pemantauan
pertumbuhan melalui penimbangan berat badan tiap bulan di UKS dan pentingnya
memilki KMS-AS
Dengan merinci trend
perkembangan program gizi dan kesehatan, maka pendidikan perilaku gizi dan
perilaku hidup sehat anak usia sekolah dapat dilakukan melalui pendayagunaan
KMS-AS di UKS. Hal ini akan memudahkan perencana program untuk dapat menentukan
pada titik mana pesan gizi untuk kelompok anak usia sekolah dipusatkan agar
bisa efektif (Rasmuson, dkk., 1988).
Efektifitas
program pendayagunaan KMS-AS di UKS dapat dihitung bersamaan dengan program
pendidikan dan komunitas gizi masyarakat yang didasarkan atas orientasi pada
khayalak sasaran. Kegiatan, pesan, dan promosi pendidikan gizi sebaiknya dibuat
berdasarkan hasil penimbangan dan catatan pada KMS-AS. Pengelola program
pendayagunaan KMS-AS di UKS hendaknya bergerak cepat dalam melaksanakan tindak
lanjut hasil pemantauan pertumbuhan melalui KMS-AS dan segera dikomunikasikan
dalam pendidikan gizi di sekolah yang bersangkutan.
Pendayagunaan KMS-AS di UKS sangat berguna untuk :
Ø
Alat pemantau pertumbuhan anak
usia sekolah sehingga status gizi dan status kesehatan anak usia
sekolah dapat
diketahui sedini mungkin bila terjadi kelainan-kelainan, serta menjadikan
KMS-AS sebagai
health system record
Ø
Alat untuk mengetahui sebab-sebab
anak tidak naik berat badannya. Artinya data KMS-AS dapat
sebagai outcome dan
untuk menelusuri kebelakangan riwayat/paparan anak sampai mengalami growth
faltering ataupun stunded
Ø
Alat pencatat kegiatan bulan
imunisasi anak sekolah (BIAS) sehingga anak didik yang belum
menerima imunisasi
dapat diketahui dan dapat ditindaklanjuti.
Dalam proses
pelaksanaan pendayagunaan KMS-AS di UKS tidak dapat terlepas dari kerjasama
antara pihak sekolah dengan pihak Puskesmas, khususnya petugas gizi Puskesmas,
Bidan Desa, dan Dokter Puskesmas sebagai “Top Manager”. Kegiatan penimbangan
berat badan untuk pemantauan pertumbuhan anak usia sekolah dapat dilakukan
dengan azas community bassed.
Dengan demikian
dapat disimpulkan lebih lanjut bahwa penggunaan antrometri gizi dapat dan
sangat mungkin dipergunakan pada kegiatan UKS di sekolah, dengan tujuan utama
untuk pemantauan pertumbuhan anak usia sekolah dan kegiatan rutin untuk
melakukan deteksi dini gizi salah yang masih banyak ditemukan di beberapa
sekolah khususnya di pedesaan.
Jika berat badan
anak usia sekolah selama dua bulan berturut-turut tidak mengalami kenaikan akan
beresiko pada terjadinya growth faltering. Hal ini harus diketahui oleh
semua orang tua anak didik. Untuk itu diperlukan kegiatan penyuluhan gizi dan
kesehatan kepada orangtua anak didik khususnya yang tinggal di pedesaan.
Pendayagunaan
KMS-AS di UKS menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah meningkatnya
kasus stunted yang terjadi pada anak usia sekolah. Saat ini,
kelainan-kelainan pertumbuhan pada anak usia sekolah mulai dihubungkan dengan
perkembangan biologi molekuler, yang arahnya tidak berarti melenceng tapi
justru dapat diharapkan peranannya dalam ikut menentukan arah pengembangan ilmu
gizi klinik, yang mungkin pada eranya nanti akan dipenuhi dengan konsep-konsep
molekular dan proto-genomics post-human genom mapping. Hal ini menjadi
menarik manakala keabsahan teori dari sebuah ilmu menjadi tergoyahkan. Artinya,
dalam jangka pendek, apa yang bisa disumbangkan ilmu gizi klinik dan gizi
masyarakat beserta para penjaga pilarnya terhadap masalah-masalah komtemporer
seperti wabah Demam Berdarah, meningginya kasus dugaan autis dan stunted,
growth faltering dan lain sebagainya.
Program
pendidikan gizi formal di sekolah dapat dikembangkan melalui program
pendayagunaan KMS-AS di UKS dengan pesan dan model komunikasi gizi yang
disesuaikan dengan kemampuan daya nalar anak usia sekolah. Dengan demikian,
pendayagunaan UKS di sekolah dasar akan menggugurkan konsep lama tentang
definisi operasional UKS yang menyebutkan bahwa mutu kegiatan UKS cukup
dibatasi pada Trias UKS saja.
C. Peran UKS dalam Upaya GMP dan
Mencegah Growth Faltering
UKS juga dapat
digunakan sebagai sarana pendidikan gizi. Semakin besar peran UKS bagi anak
didik dan sekolah yang mengelolanya, akan semakin besar pula popularitas
sekolah. Saat ini UKS lebih banyak digunakan sebagai prasarana pembinaan dokter
kecil, perawat kecil, polisi kecil dan bentuk-bentuk ‘penokohan profesi’
lainnya. Semuanya dapat berjalan dengan baik jika guru dan petugas UKS
benar-benar terampil memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia di sekolah. Oleh
karena itu diperlukan pemikiran bagaimana memanfaatkan kegiatan UKS dalam mencegah
growth faltering anak usia sekolah sekaligus sebagai sarana konsultasi gizi
khususnya yang berkaitan dengan kesulitan makan dan perubahan pola makan pada
anak usia sekolah.
Mengingat bahwa
masalah gizi-kesehatan melibatkan berbagai aspek dan juga banyak pihak, maka
peran UKS dipandang sangat besar untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan
khususnya pada anak-anak usia wajib sekolah. Semua orang yang terlibat mulai
dari anak didik, guru, orang tua, petugas dan bahkan mereka yang mencari
nafkahnya di lingkungan sekolah tersebut dapat dilibatkan dan diikutsertakan
dalam menjaga dan mengembangkan keberlangsungan UKS di sekolah. Oleh karena itu
sudah saatnya ada ‘UKS Peduli Anak Didik’ (Student Friendly School Helath
Center) yang proaktif mendeteksi, memantau dan meningkatkan status gizi dan
kesehatan tiap anak didik di sekolah dan memberlakukan keluarga anak didik
sebagai mitra kegiatan UKS.
D. Kesimpulan dan Saran
Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Ciputat sebagai sekolah dasar yang berwawasan islam serta berada
di daerah perkotaan sudah saatnya melakukan tindakan nyata terhadap kesehatan
anak didik lewat UKS. Dengan adanya Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS)
akan lebih mudah mengukur tingkat kesehatan anak didik, perkembangan berat dan
tinggi badan serta meminimalisir segala kemungkinan yang akan terjadi terhadap
gizi-kesehatan anak didik. Dan tentu saja semua ini dapat terlaksana dengan
adanya tekad keras serta yang kemauan
yang tinggi dari pimpinan sekolah, dewan guru, dan semua yang terlibat serta
peduli terhadap gizi-kesehatan anak didik.
TITIAN HABANERO Salsa - Titanium Hair - ITANIAN
BalasHapusTITIAN HABANERO Salsa. Our titanium scissors special edition is crafted in stainless steel with t-Shirts printed on a stainless steel frame. We use titanium powder a custom fabric template titanium fitness to titanium pen create titanium cup Rating: 4 · 4 reviews